Minggu, 25 September 2016

Zaid r.a Sang Penghafal Al-Qur'an



Kisah Zaid bin Tsabit R.a Menghafal Al-Qura’n
Zaid bin Tsabit adalah seorang sahabat yang terkenal. Pada masanya ia termaksud salah satu kalangan alim ulama dan mufti. Secara khusus, ia sangat menguasai ilmu waris. Ia juga termaksud ulama ahli fatwa faraat dan qiraat di Madinah Munawwarah. Ketika nabi saw hijrah ke Madinah, ia masih seorang anak berusia 11 tahun. Ia sangat ingin menyertai pertempuran yang pertama, yaitu perang Badar, namun ketika itu ia belum diijinkan karena masih kecil. Ia telah menjadi yatim pada usia 6 tahun, lima tahun sebelum hijrah. Ketika Nabi tiba di Madinnah untuk berhijrah, orang-orang berdatangan mengambil berkah dan berkhidmat kepada Beliau. Mereka juga membawa anak-anak mereka ke majelis tersebut untuk mendapat keberkahan, termaksud Zaid r.a. yang masih kecil.
                Zaid bercerita, “ketika aku dibawa ke majelis Rasulullah SAW, aku di perkenalkan, “ini anak kabilah Banu Najar. Sebelum engkau ke Madinah, ia sudah menghafal al-qur’an tujuh belas surat. Lalu Nabi mengujiku dengan menyuruhku membaca surat-surat Al-Qur’an tersebut. Maka aku memperdengarkan surat Qaaf kepada beliau, ternyata beliau menyukai bacaanku”.
                Zaid berkata, “apabila Nabi SAW, akan mengirim surat kepadaorang yahudi, maka orang yahudilah yang akan menulisnya. Suatu ketika Beliau bersabda, ‘Surat-surat yang dikirim dengan tulisan orang yahudi membuatku tidak tenang. Aku khawatir ia menulis yang bukan-bukan dan mengacaukannya. Sebaiknya kamu mempelajari bahasa yahudi. “’kata Zaid r.a.selanjutnya, “lalu aku belajar bahasa yahudi, yaitu bahasa ibrani, sampai sempurna selama lima belas hari. Akhirnya, jika Rasulullah  SAW akan berkirim surat kepada orang yahudi, akulah yang menulisnya. Jika datang surat dari orang yahudi, akulah yang membacakannya untuk Beliau. “Hadist lain menyebutkan dari Zaid r.a. bahwa Nabi SAW bersabda, “kadangkala aku terpaksa menyuruh orang lain menuliskan surat dalam bahasa Suryani”. Lalu aku disuruh oleh Beliau agar mempelajari bahasa Suryani. Aku dapat menguasai bahasa Suryani dalam masa 17 hari”. (Fathul-Bari).
(Sumber: Himpunan Fadhilah Amal- Maulana Muhammad Zakariyya)

Amanat

Allah is My Life
                Menghafalkan Al-Qur’an memberikan banyak manfaat termaksud meningkatkan kemampuan anak untuk menangkap suatu pengetahuan. Contohnya saja, Zaid bin Tsabit yang mampu menguasai bahasa asing hanya dalam hitungan hari. Pada saat ini banyak orang acuh akan manfaat menghalkan Al-Qur’an, padahal telah banyak penelitian ilmiah yang membuktikan kelebihan menghafalkan Al-Qur’an dan membaca Al-Qur'an. 
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. 
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar