Minggu, 25 September 2016

Semangat Bersaing Pemuda Islam


Kisah Persaingan antara Rafi’ dan Ibnu Jundub R.huma

          Biasanya apabila Nabi SAW mengirimkan pasukan untuk berperang, Beliau akan mengiringi pasukan sampai keluar Madinnah sambil meneliti segala keperluan mereka dan memperbaikinya jika ada kekurangan. Beliau juga akan memulangkan anak-anak yang ikut didalam pasukan. Anak-anak itu berusaha mengikuti pasukan karena semangat mereka. Demikian juga dalam perang Uhud, Nabi SAW menyertai pasukan dan mengembalikan anak-anak karena mereka masih terlalu kecil. Diantaranya adalah Abdullah bin Umar, Zaid bin Tsabit, Usamah bin Zaid bin Arqam, Barra bin ‘Azib, Amr bin Hazm, Usaid bin Dhuqair, Urabah bin Aus, Abu Sa’id Al-Khudri, Samurah bin Jundub dan Rafi’ bin Khudaij r.hum. Rata-rata anak-anak itu masih berusia 13 atau 14 tahun, ketika disuruh kembali, Khudaij r.a membela Rafi’ dengan berkata kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, anakku Rafi’  telah mahir dalam memanah”. Rafi’ r.a. sendiri karena semangatnya untuk ikut tempur, ia menjinjitkan kakinya agar terlihat lebih tinggi. Akhirnya Nabi SAW mengijinkan Rafi’ r.a. ikut serta melihat hal itu maka Samurah bin Jundub r.a. berkata kapada ayah tirinya, Murah bin Sinan r.a., “Rafi’ diperbolehkan ikut, sedangkan aku dilarang ikut, padahal aku lebih kuat daripadanya. Jika ditandingkan denganku, pasti aku dapat mengalahkanya”. Akhirnya keduanya ditandingkan oleh Nabi SAW. Ternyata Rafii r.a. memang dapat dikalahkan oleh Samurah r.a. Akhirnya Samurah r.a. pun diijinkan ikut berperang. Semua anak-anakpun akhirnya meminta ijinkepada Nabi SAW untuk ikut serta. Sebagian diantara mereka ada yang diijinkan oleh Nabi SAW.

Ketika malam tiba, Rasullullah SAW mengatur penjaga malam, Beliau memilih kira-kira 50 Orang untuk mejaga seluruh pasukan. Banyak diantara mereka menyediakan diri untuk berjaga malam, kemudian Nabi SAW bersabda, “Siapakah diantara kalian yang bersedia menjagaku?”. Seorang sahabat berdiri, Ia ditanya oleh Beliau, “Siapa namamu?” jawabannya, “Namaku Zaqwan”. Sabda Nabi SAW, “Baik duduklah”. Kemudian Beliau bersabda lagi, “Siapa yang bersedia menjagaku malam ini?”, maka berdirilah seorang sahabat dan ditanya namanya oleh Nabi SAW, jawabnya, “Namaku Abu Saba”, Nabi SAW berkata, “Baik, duduklah”. Lalu beliau bertanya, “Siapa yang bersedia lagi menjagaku?”, lalu berdiri seorang sahabat lagi dan ditanya namanya oleh Nabi SAW, “Namaku Ibnu Abdil Qais”. Nabi SAW besabda, “Baik duduklah kamu”. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Hendaknyak ketiga orang berdiri tadi, kemari”. Tetapi yang mau kepada Nabi SAW hanya satu orang. Beliau bertanya, “Kemana dua orang temanmu tadi””. Jawab sahabat itu, “Ya Rasulullah, aku sendiri yang berdiri tiga kali itu”. Ia lalu didoakan oleh Nabi SAW dan diperintahkan untuk menjaga Beliau, dan satu malam penuh dia menjaga kemah Rasulullah SAW. (Khamis)
(Sumber: Himpunan Fadhilah Amal-Maulana Muhammad Zakariyya)

Amanat

Bahwa Rasulullah bersabda: “Bagi orang yang mati syahid disisi Allah mendapatkan enam keutamaan: diampuni dosanya saat pertama kali darahnya mengalir, dan ditunjukkan tempatnya di Surga, diselamatkan dari siksa kubur dan diamankan dari guncangan kubur, dan dihias-hiasi dengan perhiasan iman, dan dinikahkan dengan bidadari yang cantik jelita, dapat mensyafaati tujuh puluh orang keluarganya”.(HR.Ibnu Majah)

Semangat juang yang tinggi membuat para sahabat berebut untuk turut ambil bagian dalam peperangan, mereka tak mau menyiakan kesempatan berjihad yang ada didepan mata. Hal inipun berlaku bagi para sahabat yang masih kanak-kanak, mereka melakukan segala usaha agar mendapat ijin dari Rasulullah SAW untuk bergabung dengan pasukan muslim.

Sebelumnya, Rafi’ bin Khudaij r.huma sudah meminta ijin untuk bergabung dengan perang sebelumnya (Perang Badar), namun ia tidak diijinkan karena terlalu kecil. Selanjutnya, Rafi’ r.a. selalu menyertain berbagai pertempuran lainnya. Dalam perang Uhud dadanya terkena anak panah. Ketika ditarik keluar, ada sedikit bagian yang tertinggal di dadanya sehingga menyebabkan luka di tubuhnya. Kemudian, luka itukambuh kemali pada masa tuanya dan ia meninggal dunia karena luka ini. (Usudul-Ghabah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar