Rabu, 02 November 2016

Proposisi Majemuk, Skema dan FPE



PROPOSISI MAJEMUK, PENGURUTAN OPERATOR LOGIKA DAN FULLY PARENTHSIZE EXPRESSION



PEMBAHASAN

A.         Pengertian Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 bagian yang dapat dinilai benar atau salah. Proposisi majemuk terdiri dari beberapa proposisi atomik. Proposisi majemuk ada tiga macam, yaitu proposisi hipotetis, proposisi disjungtif, dan proposisi konjungtif.
a.      Proposisi Hipotetis
Proposisi yang mengandung pangkal duga disebut dengan proposisi hipotetik, yaitu suatu pernyataan yang mempunyai hubungan ketergantungan antara 2 bagian, yang pertama sebagai anteseden dan kedua sebagai konsekuen. Hubungan ketergantungan dalam proposisi hipotetik dapat berupa kesetaraan, persyaratan atau kemungkinan, yang mewujudkan dua macam proposisi hipotetik: proposisi ekuivalen dan proposisi implikatif.
Proposisi ekuivalen merupakan pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan antara anteseden dan konsekuen. Berdasarkan hubungan ketergantungan kesetaraan atau hubungan timbal-balik, proposisi ekuivalen dapat dibedakan atas tiga macam: ekuivalen kausalitas, ekuivalen definisional, ekuivalen analitik. Ekuivalen kausalitas ialah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan berupa sebab-akibat. Ekuivalen definisional adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan berupa pembatasan arti. Ekuivalen analitik adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan berbentuk penguraian arti.
Proposisi implikatif merupakan pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan persyaratan antara anteseden dan konsekuen. Berdasarkan hubungan ketergantungan persyaratan, proposisi implikatif dapat dibedakan atas dua macam: implikasi logik dan implikasi material. Implikasi logik disebut juga implikasi imperatif adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan persyaratan atas dasar pertimbangan akal yang mengharuskan konsekuen terjadi dengan terpenuhinya anteseden. Implikasi material adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan persyaratan atas dasar isi yang dikandungnya dengan menetapkan konsekuen pasti terjadi jika terpenuhi adanya anteseden.
b.      Proposisi Disjungtif
Proposisi disjungtif merupakan bagian dari proposisi majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan antara dua bagian yang keduanya sebagai pilihan (disjunct). Kedua pilihan dalam disjungsi karena sama kedudukannya sehingga dapat dibalik dan tidak mempengaruhi makna yang dikandungnya. Berdasarkan hubungan pengatauannya, disjungsi dibedakan atas empat macam, yaitu disjungsi eksklusif, disjungsi inklusif, disjungsi alternatif, disjungsi kolektif. Di antara empat macam ini disjungsi kolektif tidak digunakan dalam penalaran.
Disjungsi eksklusif merupakan pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan yang saling menyisihkan antara dua bagian, yakni antara bagian pertama dan bagian kedua tidak dapat bersatu, tetapi ada kemungkinan ketiga. Faedah praktis disjungsi eksklusif adalah sebagai konsekuen dari bentuk rumusan implikasi logik atau implikasi imperatif.
Disjungsi inklusif adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan dapat merangkum antara dua bagian, yakni bagian pertama dan bagian kedua dapat bersatu sebagai perpaduan dan tidak ada kemungkinan ketiga. Faedah praktis disjungsi inklusif adalah sebagai anteseden dari bentuk rumusan implikasi logik atau implikasi imperatif. Disjungsi inklusif dalam bidang hukum hanya sebagai anteseden, jarang sekali sebagai konsekuen. Pengolahan disjungsi inklusif sebagai anteseden, dalam bahasa biasa dapat menggunakan tiga cara atau tiga bentuk rumusan, yaitu kedua bagian disjungsi dirumuskan sebelum konsekuen, dapat juga sesudah konsekuen atau dipisahkan. Dari 3 bentuk tersebut rumusan simboliknya tetap satu bentuk, yaitu kedua antesedennya di muka sebelum konsekuen.
Disjungsi alternatif adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan yang berlawanan penuh antara 2 bagian, yakni antara bagian pertama dan bagian kedua tidak dapat bersatu dan tidak ada kemungkinan ketiga. Disjungsi alternatif sering juga disebut dengan disjungsi kontradiktif karena kedua bagiannya berlawanan penuh atau kontradiksi, yang satu merupakan kebalikan yang lain.

c.       Proposisi Konjungtif
Proposisi konjungtif yang merupakan bagian dari proposisi majemuk didefinisikan sebagai pernyataan yang mempunyai hubungan penyertaan 2 bagian sebagai unsurnya. Dua bagian dalam konjungsi ialah bagian pertama atau penyerta pertama dan bagian kedua atau penyerta kedua yang kedudukannya sama. Hubungan penyertaan dalam proposisi konjungtif ialah pengungkapan pernyataan untuk menyebutkan dua unsur atau penyertanya secara bersamaan dan berkedudukan sama. Proposisi konjungtif atau konjungsi jika dianalisis berdasarkan bentuk hubungan penyertanya, dapat dibedakan dua macam, yaitu konjungsi disjungtif dan konjungsi predikatif.
Konjungsi disjungtif adalah pernyataan yang mempunyai hubungan penyertaan dua bagian yang keduanya dapat dikembalikan dalam bentuk pengatauan. Hubungan penyertaan dalam konjungsi disjungtif adalah penyebutan 2 unsur atau penyertanya itu berpangkal pada suatu himpunan semestanya menuju himpunan bagian yang merupakan unsurnya, yang dibedakan atas 3 macam, yaitu konjungsi eksklusif, konjungsi inklusif, konjungsi alternatif.
1.       Konjungsi eksklusif merupakan pernyataan dengan hubungan penyertaan yang kedua bagiannya tidak dapat bersatu tetapi ada kemungkinan ketiga.
2.       Konjungsi inklusif merupakan pernyataan dengan hubungan penyertaan yang kedua bagiannya dapat bersatu tetapi tidak ada kemungkinan ketiga.
3.      Konjungsi alternatif merupakan pernyataan dengan hubungan penyertaan yang kedua bagiannya tidak dapat bersatu dan tidak ada kemungkinan ketiga.
Konjungsi predikatif adalah pernyataan yang mempunyai hubungan penyertaan berbentuk penyatuan antara dua bagian, dalam arti bagian pertama dan bagian kedua merupakan suatu sebutan. Konjungsi predikatif inilah yang merupakan pokok proposisi konjungtif. Dua bagian sebagai unsur atau penyertanya ini harus ada kedua-duanya, tidak boleh salah satu ditiadakan atau diingkari. Pengingkaran salah satu unsurnya berarti pengingkaran konjungsi itu karena keduanya bersatu sebagai suatu predikat.

B.  Manfaat Skema

Skema merupakan satu cara untuk menyederhanakan suatu proposisi majemuk yang rumit dengan memberi huruf tertentu untuk menggantikan satu subekspresi atau subsubekspresi. Misal, (𝐴 𝐶) dapat diganti dengan P sedangkan (𝐴 𝐶) diganti dengan Q. Maka P dan Q berisi variabel proposisional A dan C. P dan Q bukan variabel proposisional karena nilainya tergantung pada nilai A dan B.


Contoh:

1.      𝑃 = (𝐴 𝐶) dan 𝑄 = (𝐴 𝐶) maka 𝑃𝑄 = (𝐴 𝐶) → (𝐴 𝐶)

Hal – hal yang perlu diperhatikan:

a)      Ekspresi apa saja berbentuk (~P) disebut negasi
b) Ekspresi apa saja berbentuk (𝑃 𝑄) disebut konjungsi
c) Ekspresi apa saja berbentuk (𝑃 𝑄) disebut disjungsi
d) Ekspresi apa saja berbentuk (𝑃𝑄) disebut implikasi
e) Ekspresi apa saja berbentuk (𝑃𝑄) disebut ekuivalensi

Maka contoh di atas disebut implikasi yang berisi konjungsi (𝐴 𝐶) dan disjungsi (𝐴 𝐶). Aturan yang harus diperhatikan:
a) Semua ekspresi atomik adalah fpe.
b) Jika P adalah fpe, demikian juga dengan ~P.
c) Jika P dan Q adalah fpe, maka demikian juga dengan (𝑃 𝑄), (𝑃 𝑄), (𝑃𝑄) dan (𝑃𝑄)
 d) Tidak ada fpe lainnya.

D.    Urutan Penyusunan Operator Logika
Aturan pengurutan digunakan untuk memastikan proses pengerjaan subekspresi. Pada masalah perangkai, urutan atau hierarkinya berdasarkan pada hierarki tertinggi.

Operator Logika

Negasi
Konjungsi
V
Disjungsi
Impilkasi
Ekuivalensi
Tabel  Heirarki

Perangkai Untuk perangkai/ operator yang memiliki heirarki yang sama maka digunakan aturan left associative, yaitu operator disebelah kiri akan didahulukan karena mempunyai hierarki yang lebih tinggi.

Contoh:
 1. (¬𝐴 B) menjadi ((¬𝐴 ) B), bukan (¬ (𝐴 B)
 2. 𝐴 B C menjadi ((𝐴 B) C), bukan (𝐴 (B C))
 3. 𝐴 → B C menjadi 𝐴 → (B C) bukan (𝐴 → B) C
 4. 𝐴 ↔ B → C menjadi (𝐴 ↔ (B → C)), bukan ((𝐴 ↔ B) → C)

Tanda kurung yang terlalu banyak disebut redundansi. Jika ada tanda kurung yang sebenarnya tidak diperlukan, bahkan kadang-kadang membuat salah tafsir. Tanda kurung yang tidak diperlukan harus dikurangi untuk menyederhanakannya, tetapi dengan tidak mengubah operasi terhadap bentuk logikatersebut, dan membuat bentuk logika lebih mudah ditafsirkan.

Operator atau tanda operasi adalah suatu tanda atau simbol yang biasa dilibatkan dalam program untuk melakukan suatu operasi atau manipulasi. Operasi atau manipulasi mencakup ungkapan yang dibuat dari operand dan operator.  Operand adalah suatu variabel (angka atau karakter) yang akan dioprasikan (diproses) oleh operator untuk mengetahui hasil.

Contoh:
A → B → C Manakah yang harus dikerjakan terlebih dahulu? Aturan pengurutan akan menyebutkan jika hierarkinya sama, maka dilaksanakan mulai dari yang kiri. Jadi harus dibaca: (A → B) → C, bukan A → (B → C).


E.     ANALISIS (PENALARAN) PROPOSISI MAJEMUK

Dalam linguistik, analisis atau analysis (analisa) adalah studi tentang bahasa untuk memeriksa secara mendalam struktur bahasa. Sedangkan kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa zat dalam sampel.

Setiap fpe akan mengekspresikan proposisi majemuk. Proposisi majemuk mempunyai subproposisi, yang bisa berupa konjungsi, disjungsi dan sebagainya.
Contoh:
 1. Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika, orang tuanya akan senang, dan dia dapat segera bekerja, dan jika dia tidak lulus, semua usahanya akan sia – sia.
1.1. Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika, orang tuanya akan senang, dan dia dapat segera bekerja.
1.1.1. Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika.
1.1.2. Orang tuanya akan senang, dan dia dapat segera bekerja.
1.1.2.1. Orang tuanya akan senang
1.1.2.2. Dia dapat segera bekerja.
1.2. Jika dia tidak lulus, semua usahanya akan sia – sia.
1.2.1. Dia tidak lulus.
1.2.2. Semua usahanya akan sia – sia.

Teknik memisah – misah atau memilah – milah kalimat menjadi proposisi – proposisi atomic disebut Parsing dan hasilnya dapat diujudkan dalam bentuk Parse Tree

Parse tree mengubah proposisi majemuk menjadi fpe sebagai berikut:
A = Dewi lulus sarjana teknik informatika
C = Orangtua Dewi senang
D = Dewi bekerja
E = Usaha Dewi sia – sia

𝐴𝐶 𝐷 ((~𝐴) → 𝐸)



BAB 3
PENUTUP

A.             Kesimpulan
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya. Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis, proposisi disjungtif.
Skema merupakan satu cara untuk menyederhanakan suatu proposisi majemuk yang rumit dengan memberi huruf tertentu untuk menggantikan satu subekspresi atau subsubekspresi.
Operator atau tanda operasi adalah suatu tanda atau simbol yang biasa dilibatkan dalam program untuk melakukan suatu operasi atau manipulasi.
B.              Saran
  
         Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi instrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika sehingga kita dapat meminimlisasi kesalahan dalam berfikir.
     
         Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian.








DAFTAR PUSTAKA






1 komentar: